Ulang Tahun Kutawaru Cilacap Disajikan Dengan Pagelaran Budaya
Kutawaru adalah kelurahan di Kecamatan Cilacap Tengah, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Dimana kelurahan kutawaru secara geografis terletak disebelah barat kota cilacap, dipisahkan oleh laut. secara adsminitratif, wilayah kelurahan kutawaru di sebelah barat berbatasan dengan wilayah desa ujungmanik kecamatan kawunganten dan sebelah utara berbatasan dengan wilayah dusun watukumpul, desa brebeg kecamatan jeruklegi. sedangkan sebelah timur dan selatan kutawaru adalah laut. dari kota cilacap untuk mencapai wilayah kutawaru dapat melalui jalur laut, yaitu menggunakan alat angkutan berupa perahu. selain itu dapat pula melalui jalur darat yaitu lewat arah jeruklegi atau kawunganten. di kelurahan kutaawaru terdiri dari empat lingkungan yang terdiri dari 12 RW. kehidupan perekonomian dan sosial masyarakat kelurahan kutawaru bisa dibilang rendah, mata pencaharian warga adalah nelayan dan sebagian bertani. wilayah kutawaru daerahnya heterogen terdiri dari daerah pantai dan perbukitan. dari segi tingkat pendidikan masyarakat kutawarupun masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat yang sebagian besar hanya mencapai pendidikan dasar. dari segi pembangunan, hal inipun tampak rendah, bisa dibilang wilayah kelurahan kutawaru adalah desa kotatip yang terisolir dari kecamatan cilacap tengah yang merupakan pusat adsministratif.
Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk menonton keseruan festival di Kutawaru. Perjalanan dari Cilacap ditempuh menggunakan jalur laut, nyebrang pakai perahu. Disepanjang perjalanan, kita akan disuguhkan pemandangan epik pohon-pohon bakau (mangrove). Kurang lebih sekitar 15 menit sampailah kita di dermaga kutawaru. Dan festival kemarin, tepat berada di dermaga kutawaru Cilacap.
Banyak kebudayaan yang ditampilkan disana, dari mulai peragaan busana untuk anak-anak, ebeg, hingga diskusi mengenai budaya itu sendiri. Kutawaru Culture Festival itulah namanya. Berlangsung selama dua hari dua malam, sangat meriah.
Kemeriahan ini tak lepas dari campur tangan dari kawan-kawan mahasiswa dari UNNES selaku penyelenggara dibantu oleh tokoh adat serta masyarakat dari Kutawaru itu sendiri. Paguyuban kutawaru yang tampil dalam kesenian ebeg di festival kemarin sebanyak tiga paguyuban. Sungguh memukau penampilan mereka. Yang membuat saya takjub adalah antusias masyarakat Kutawaru dan sekitarnya, mereka terlihat menikmati hiburan walau cuaca disana itu sangat panas. Bahkan ada anak perempuan yang pingsan karena kepanasan dan kelelahan.
Selain menikmati hiburan, saya juga mengamati kemajuan pesat desa Kutawaru. Terlihat dan pembangunan yang semakin maju, juga banyak warung-warung yang tertata program CSR dari Pertamina. Mereka menjual berbagai macam minuman, makanan tradisional seperti tahu masak, pecel, mendoan dan lain-lain. Warung mereka sejajar menghadap ke laut dan tidak jauh dari warung-warung tersebut, terdapat balkon untuk melihat pemandangan Kutawaru dari atas. Nah kemarin saya bersama teman-teman sempat mencicipi menu tradisional disana yaitu tahu masak, mendoan, es, dan kopi. Yang bikin saya dan teman-teman heran sekaligus agak lucu itu tahu masak yang disajikan menggunakan mangkuk. Biasanya kalau diwarung tradisional yang sering kami sambangi, tahu masak itu disajikan menggunakan piring. Tapi di Warung Kutawaru menggunakan mangkuk. Entah itu kebetyulan tidak ada piring atau memang daya tarik warung itu sendiri, kami kurang paham. Yang jelas makanan disana itu enak dan tempanya juga bersih serta nyaman.