Sunday, March 4, 2018

The Debt Collector Stories - Tips Dan Trik Menghadapi Penagih Hutang

waktu ikut panel Supervisor di jogja

Mungkin dalam bayangan kita jadi seorang debt collector atau penagih kredit yang macet pembayarannya harus berbadan kekar dan bertampang seram. Ketika menghadapi nasabah harus main pukul seperti di sinetron sinetron yang sering kita lihat. Itu hanyalah persepsi kita saja. Karena nyatanya saya yang bertampang culun dan lemah lembut saja pernah dua tahun menjadi kolektor.
Seharusnya cerita ini sudah saya tulis 4 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2014. Karena beberapa data pada waktu itu masih lumayan lengkap. Tapi ya gak apa apa. Dengan ingatan yang masih tersisa dari hasil pengalaman yang dulu, akan saya coba tuangkan ke dalam tulisan ini.

Ketika teman teman baru menyelesaikan pendidikan, tentu perasaan gembira dan sedih bercampur aduk tidak karuan. Senangnya ya karena mereka telah menyelesaikan proses studi yang lumayan lama. Sedih biasanya dirasakan oleh teman teman yang belum memperoleh pekerjaan. Sama seperti saya. Setelah selesai pendidikan high school bingung mau kemana. Mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi gak ada biaya, nyari kerja susah banget. Alhasil, kuli banguanan lah yang jadi pilihan.

Setengah tahun saya bekerja ikut mandor. Bekerja full tujuh hari dalam satu minggu, badan lusuh, kotor, kucel, pokoknya gak terawat deh. Ketidaksesuaian antara pekerjaan dan penghasilan yang menjadikan saya mengundurkan diri. Lama setelah itu, antara 4 sampai 5 bulan saya menganggur. Bingung mau bekerja apa dan dimana. Bersamaan dengan kebingungan yang belum ada titik terangnya, tiba tiba ada teman yang silaturahmi main kerumah. Dia memberitahu kalau sedang ada lowongan pekerjaan di tempat pembiayaan kredit motor. Saya yang saat itu sangat pusing dan bingung, langsung saja mendaftar, walaupun saya tidak tahu menahu tentang pekerjaan apa yang akan saya lakukan nantinya. Sebenarnya banyak bagian yang masih dibutuhkan, tapi kebetulan saya keterima nya di bagian penagihan yaitu collector officer.

Debt collector atau penagih hutang sering dianggap sosok yang kasar dan intimidatif. Namun di dalam prakteknya, tidak sedikit nasabah nakal yang intimidatif bahkan membawa bawa oknum aparat agar tidak perlu melunasi tunggakan uang kredit nya. Banyak nasabah yang dicari sudah pindah tempat tinggal, tidak sedikit pula kasus sepeda motor sudah dijual sehingga menjadi alasan untuk tidak meneruskan pembayaran angsuran kredit nya. Bila kondisi tersebut sudah terjadi, maka giliran tim external yang menangani kasusnya. Mereka adalah para penagih hutang yang secara khusus menyisiri jalanan untuk mencari sepeda motor yang cicilan kreditnya tertunggak. Patokannya adalah nomor polisi, begitu sepeda motor yang ada dalam daftar pencarian mereka melintas, langsung dikejar untuk diminta berhenti lalu diarahkan ke kantor leasing yang bersangkutan.

Proses kejar mengejar di jalanan lebih beresiko, sebab tak jarang si pengendara tidak tahu bahwa motor yang dikendarainya terlibat kredit macet, tak heran jika ada yang menuding kawanan kolektor external ini adalah kawanan preman. Pernah saya mendengar cerita bahwa ada yang sampai dikeroyok massa karena diteriaki maling, ada juga nasabah yang sampai bawa bawa ormas, oknum aparat, sampai pengacara ke kantor. Menghadapi nasabah yang nakal dan ngotot demikian, pihak perusahaan pembiayaan punya jurus ampuh yaitu menantang nasabah untuk menunjukkan buku kepemilikan kendaraan atau BPKB. Tentu mereka tidak punya. Sebab selama kredit belum lunas, BPKB ada di leasing.

Pekerjaan utama saya adal menagih, mencari informasi kepada nasabah kenapa bisa sampai terlambat membayar angsuran dan melakukan mediasi agar ditemukan jalan keluar dari permasalahan tersebut. Collector officer biasanya dibagi per wilayah. Pertama bekerja saya kebagian daerah yang cukup jauh dan terpencil, yaitu di wilayah Gandrungmangu sedangkan kantor saya di Cilacap. Sekitar 45 km dari kantor sampai area tagih. Jadi setiap pagi saya absen dulu ke kantor, setelah itu menyetorkan dana yang kemarin ditarik dari nasabah lalu menemui bagian administrasi untuk melapor plus meminta form penagihan untuk hari ini kemudian menemui atasan untuk tanda tangan dan mengecek berapa persen target nasabah yang sudah terpenuhi dan berapa persen sisanya. Setelah semua urusan administrasi selesai barulah saya menuju tempat tinggal nasabah. Saya cuma dikasih daftar alamatnya saja dan tidak tahu tepatnya dimana, makanya terkadang saya lama di jalan hanya untuk bertanya dan mencari alamat nasabah. Tidak semua nasabah ketika ditemui siang selalu dirumah karena mereka bermacam macam pekerjaan. Ada yang memang siang selalu dirumah, ada yang harus ditemui sore hari, bahkan ada juga yang dirumah nya malam hari. Maka tak heran saya sering pulang larut malam. Apa boleh buat, sudah tuntutan pekerjaan.

Pernah saya menarik 5 unit kendaraan dalam sebulan yang notabene saya tidak diharuskan untuk mengambil unit nasabah, rekor saya menjadi collector officer dulu. Sempat juga waktu itu saya ikut panel Spv atau tes untuk naik jabatan menjadi Supervisor di Jogja. Tes pertama saya berhasil, masuk ke interview di cabang saya gagal mungkin karena umur saya yang masih sangat muda untuk jadi pimpinan. Ketika itu umur saya masih 19 tahun.

Banyak suka dan duka menjadi debt collector. Suka nya ya karena pengalaman baru yang penuh tantangan, ada teman baru, tahu wilayah tertentu, kadang bisa ngobrol hangat dengan nasabah, tak jarang juga di kasih uang saku sama nasabah. Duka nya mungkin karena setiap harus bergelut dengan masalah, ngurusin hutang orang lain. Pernah suatu ketika juga saya mau dilaporkan ke polisi karena katanya pencemaran nama baik dan tidak sopan, padahal saya sudah menagih sesuai prosedur. Tapi setelah ngobrol dan negosiasi akhirnya dia yang meminta maaf ke saya. Ya hanya kesalahpahaman saja.

Itu lah sedikit cerita pengalaman saya saat jadi debt collector. Mungkin ada beberapa dari kalian yang kredit motor nya sedang macet. Kali ini saya juga akan membagikan tips dan trik dalam menghadapi kolektor.

debt collector


Berikut sedikit tips dan trik dalam menghadapi debt collector :

1. Sapalah dengan santun dan minta mereka menunjukkan identitas dan surat tugas. Tanyakan pada mereka siapa yang menyuruh mereka datang dan minta nomor telepon yang memberi tugas para penagih hutang ini. Jika mereka tak bisa memenuhi permintaan anda dan kalian ragu dengan mereka, katakan saja anda mau istirahat atau sibuk dengan pekerjaan lain.

2. Jika para penagih hutang bersikap santun, jelaskan bahwa anda belum bisa membayar karena kondisi keuangan anda yang belum memungkinkan. Sampaikan pada penagih hutang bahwa anda akan menghubungi yang terkait langsung dengan perkara utang piutang anda. Jangan berjanji apa apa kepada mereka.

3. Jika para penagih hutang mulai berdebat dan meneror, persiapkan mereka keluar dari rumah anda. Hubungi pengurus Rt, Rw, atau polisi sebab ini pertanda buruk bagi para penagih hutang yang mau merampas kendaraan yang sedang ada cicilan pembayarannya.

4. Ngobrol lah yang hangat dan santai dengan para debt collector. Yakinkan kepada mereka bahwa anda pasti akan membayar tagihan yang macet secepatnya.

Semoga artikel ini membantu kalian yang sedang terlilit hutang. Ya walaupun tidak membantu secara materi tapi setidaknya ada solusi setelah kalian membaca artikel ini. Salam hangat dari penulis :)


penulis : @rizki_imamfauzi

Featured Post

Misteri Di Gunung Gede Pangrango

telaga biru dijalur gunung gede Pendakian Gede Pangrango via jalur Gunung Putri Pendakian Gede Pangrango via jalur Gunung Putri  adal...